Pj Gubernur Ridwan : Manfaatkan Lahan Kritis Untuk Budidaya Bahan Baku UMKM

TANJUNGPANDAN - Saat melakukan dialog dengan kelompok masyarakat Rabu Malam (3/8/2022), salah seorang pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bernama Kak Ros memberikan produk olahan miliknya yakni Sambal Kak Ros kepada Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin. 

Seraya menyerahkan produk miliknya, Kak Ros pun menceritakan beberapa hal yang masih menjadi kendala baginya sebagai pelaku UMKM di Pulau Belitung ini. 

"UMKM Belitung ini punya produk enak-enak pak, tapi kita tidak berdaya saing. Kami minta campur tangan pemerintah terkait harga bahan pokok di Pulau Belitung yang cukup mahal. Produk sambal saya di Belitung saya jual Rp.30.000, di Jawa mungkin hanya Rp.15.000, jika di luar ke luar daerah tentu harga saya tidak bisa bersaing pak, belum ditambah ongkos kirim," ujarnya. 

Dirinya menginginkan agar harga-harga bahan pokok di Pulau Belitung bisa sedikit lebih miring, sehingga ia bisa bersaing dengan harga produk-produk lain dari luar Pulau Belitung.

Menanggapi keluhan Kak Ros, Pj. Gubernur Ridwan mengakui bahwa saat ini harga kebutuhan pokok cenderung lebih mahal di Pulau Belitung. Hal ini disebabkan 80 persen kebutuhan pokok masih didatangkan dari luar Pulau Belitung. Untuk itu dirinya menyarankan agar masyarakat Pulau Belitung bisa memanfaatkan lahan kritis yang ada untuk bertanam. 

"Jika ada masyarakat yang mau bertanam sesuatu akan kita fasilitasi. Pemerintah sedang berusaha menjadi penyangga, untuk masalah pemasaran produk UMKM Sambal Kak Ros kita akan mencoba jika sesuai regulasi, agar biaya pengiriman bisa ditanggung pemerintah, atau nanti ada BUMD yang membeli produk UMKM ini dan kemudian BUMD ini yang bertanggung jawab untuk penjualan," terangnya. 

Bupati Belitung Sahani Saleh juga turut menanggapi keluhan yang diutarakan salah satu warganya ini. Ia menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi negara Jepang baru-baru ini. 

"Saya di Jepang kemarin kami pergi ke perkebunan, di sana anak-anak muda yang kaya berprofesi sebagai petani. Di Belitung justru banyak orang bertanam hanya untuk konsumsi pribadi saja, harusnya juga bisa untuk di jual sehingga harganya bisa murah di Belitung," jelasnya memotivasi. 

Ia melanjutkan bahwa mindset bertanam cukup untuk makan ini harus diubah. Masyarakat terutama anak-anak muda harus bangga menjadi petani, menjadi nelayan. Namun di Jepang, harga sayur memang diatur oleh pemerintah setempat sehingga harganya stabil sehingga petani sayur di Jepang sejahtera kehidupannya. 

Sumber: 
Dinas Kominfo
Penulis: 
Lisia Ayu
Fotografer: 
Natasya
Editor: 
Imelda